M.Nuril Syafaul Karim
(Mahasiswa Pascasarjana Manajemen Pendidikan Islam IKHAC)
Betapa pentingnya suatu manajemen dalam organisasi agar tercipta budaya profesional. Lihat saja, organisasi yang tidak menerapkan manajemen yang benar, jadinya mandek (gak jalan).
Sebaliknya, adanya organisasi yang berkembang maju, solid, dan sesuai target-target yang diharapkan tentunya didukung adanya manajemen yang benar. Karena, ini sudah bukan rahasia lagi bahwa apapun organisasinya sangat diperlukan adanya manajemen.
Entah organisasi skala kecil, sedang, atau besar, entah organisasi profit atau nonprofit, entah organisasi tingkat bawah hingga ke atas, entah organisasi semua bidang, misal manufaktur, pemasaran, produksi, sumber daya manusia, pendidikan, dls.
Singkatnya, manajemen sangat diperlukan dalam semua organisasi.
Omong kosong manakala organisasi tanpa adanya manajemen. Dalam bahasa keseharian, kita menyebut manajemen dengan kata sistem. “Kita sudah punya sistem yang canggih untuk menggerakkan perusahaan ini,” Kata Si Boss. “Dan, kita tidak akan bisa hidup tanpa adanya sistem.” Tambah Si Boss.
Fungsi manajemen dalam organisasi antara lain,
1. Merencanakan tujuan dan pelaksanaan organisasi,
2. Membuat struktur hubungan kerja sesuai kapasitas dan posisinya,
3. Mengevaluasi proses jalannya organisasi.
Melihat tiga fungsi di atas, bagaimana mungkin kita bisa melepaskan diri dari pentingnya sebuah manajemen.
Maka dalam manajemen harus ada tiga hal, yakni (1) kepemimpinan, (2) administrasi, dan (3) tujuan kerja. Selama salah satu diantaranya tidak jalan, maka akan berdampak besar pada jalannya manajemen. Entah akan mandek sementara, atau mandek selamanya. Organisasi tidak bisa bergerak. Oleh karena itu, betapa pentingnya sebuah manajemen era kini.
Dalam manajemen, sebuah organisasi butuh adanya kejelasan. Kita misalkan organisasi profit (mencari keuntungan), maka ada beberapa hal yang perlu diperjelas dan ini sebagai tolok ukur keberhasilan manajemen dalam organisasi, antara lain:
1. Memulihkan modal awal,
2. Gaji pekerja yang layak dan tepat waktu,
3. Meraih keuntungan sebanyak-banyaknya,
4. Kepuasan pelanggan untuk mendongkrak nama baik,
5. Memaksimalkan pendapatan tahunan,
6. Semakin produktif,
7. Mengurangi resiko/bahaya kerja,
8. Tanggung jawab sosial kemasyarakat terpenuhi,
9. Mengembangkan pasar dan target market,
10. Tercipta budaya kerja dan lingkungan yang baik,
11. Meraih omset tinggi dan bonus yang besar.
Untuk meraih itu semua, diperlukan sebuah profesionalisme dalam manajemen organisasi. Orang bisa dikatakan profesional manakala pribadinya mencakup lima unsur berikut ini.
1. Adanya keterampilan yangg diperoleh dari proses yg panjang, sehingga terdapat sinkronisasi antara penguasaan teori dan praktik lapangan. Artinya, tidak asal-asalan dalam melakukan pekerjannya.
2. Adanya otoritas/hak atas kewenangannya dalam menuntaskan sebuah masalah sesuai disiplin keilmuannya. Apapun terkait dengan pekerjaannya, dia punya hak otoritas untuk mengatakan boleh, tidak, halal, haram, setuju, tolak, dan lain sebagainya.
3. Adanya sanksi sosial dari masyarakat, manakala melakukan pekerjaan malpraktik. Ini yang perlu diantasipasi oleh para profesional, jangan sekalipun melakukan kesalahan terkait pekerjannya.
4. Adanya kode etik yang mengatur dirinya dan pekerjaannya, serta berada dalam sebuah organisasi profesi.
5. Terlibat dalam organisasi formal dan informal yang punya spesifikasi sesuai keahliannya.
Manakala seseorang sudah menerapkan manajemen dalam organisasi secara profesional, maka akan berpengaruh pada orang tersebut, yakni mempunyai “Seni Menjalankan Manajemen Organisasi”.
Seni adalah kreativitas seseorang disertai dengan keterampilan yg mumpuni dalam menjalankan tugasnya. Setiap orang mempunya tingkat kemahiran dalam berkesenian.
Hal ini didasarkan pada besaran jam terbangnya dalam menuntaskan persoalan atau penguasaan sebuah materi yg mendalam.
Misalnya, seorang manajer perusahaan akan lebih banyak menggunakan seni manajemen dalam mengintruksi bawahannya, memotivasi pegawainya, memimpin rapat kerja, melakukan komunikasi, atau saat monitoring dan evaluasi kinerja.
Disini akan kita bahas kesamaan pola menerapkan seni manajemen dalam sebuah organisasi, meski objek pekerjannya berbeda.
1. Kelihaiannya yang super cepat dalam menjelaskan apa, mengapa, bagaimana, dan dengan alat apa suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan benar.
2. Ketepatannya dalam memprediksi suatu pekerjaan tim. Misalnya, jika pekerjaan ini dilakukan dengan cara begini, maka akan menjadi begitu. Jika pekerjaan ini tidak dilakukan dengan cara begitu, maka akan beresiko beigini.
3. Mengutamakan tindakan preventif (pencegahan) terhadap segala sesuatu pekerjaan, serta secepatnya melakukan tindakan kuratif (perbaikan) manakala terdapat kesalahan, meski kesalahan kecil. Prinsipnya, “Setiap kesalahan itu menanggung biaya. Maka, sekecil apapun jangan sampai melakukan kesalahan, karena pasti keluar biaya.”
Komentar
Posting Komentar