Sekitar 90 orang siswi sekolah dasar di utara Afghanistan dilarikan ke rumah sakit, Selasa (12/5) pagi. Para siswi sekolah khusus perempuan itu mengalami pusing-pusing dan muntah, beberapa siswai bahkan pingsan. Diduga mereka menjadi korban serangan senjata kimia yang disemprotkan ke sekolah itu.
Peristiwa ini terjadi di sekolah dasar Qazaaq yang berlokasi di Provinsi Kapisa. Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, Zemaray Bashary menyatakan, tiga guru dan dua penjaga sekolah juga ikut menjadi korban dalam insiden itu.
Menurut keterangan Juru Bicara Gubernur Kapisa, Rahim Ayar, peristiwa yang terjadi di sekolah Qazaaq juga terjadi di dua sekolah khusus perempuan di dekat Kota Charikar pada tanggal 26 Aperil dan 11 Mei kemarin. Diduga kedua sekolah itu juga menjadi target serangan senjata kimia karena para siswinya mengalami gejala yang sama dengan gejala yang dialami siswi sekolah Qazaaq.
Aparat berwenang di Afghanistan sedang menyelidiki kasus ini dan belum ada petunjuk gas jenis apa senjata yang digunakan dan dari mana asalnya. Mereka sudah mengambil sampel darah para korban ke basis angkatan udara AS di Bagram untuk diteliti, tapi sampai saat ini belum ada hasilnya.
Serangan ke sekolah-sekolah khusus perempuan di Afghanistan dilaporkan meningkat beberapa tahun belakangan ini, khususnya di wilayah-wilayah selatan dan timur Afghanistan yang didominasi kelompok Taliban. Ketika masih berkuasa di Kabul, Taliban memberlakukan larangan bekerja dan sekolah bagi kaum perempuan.
Tapi tempat ketiga sekolah yang diduga menjadi korban serangan senjatas kimia di utara Afghanistan itu, bukanlah basis Taliban. Meski demikian, anak-anak perempuan di Afghanistan yang memilih bersekolah memang kerap menghadapi serangan.
Tahun 2008 lalu, sekelompok lelaki menyiramkan zat asam ke wajah sejumlah siswi sekolah di Kandahar karena mereka tidak senang melihat anak perempuan mengenyam pendidikan. Hari Senin kemarin, 62 siswi sekolah dan seorang guru sekolah di provinsi Parwan dilarikan ke rumah sakit karena mereka mencium bau yang membuat kepala mereka sakit, pusing dan mual. Peristiwa serupa terjadi akhir April kemarin di sekolah khusus perempuan di kota yang sama. Beberapa siswi tiba-tiba merasa mual dan pusing setelah mencium bau gas yang tidak diketahui. (ln/aby)
Peristiwa ini terjadi di sekolah dasar Qazaaq yang berlokasi di Provinsi Kapisa. Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, Zemaray Bashary menyatakan, tiga guru dan dua penjaga sekolah juga ikut menjadi korban dalam insiden itu.
Menurut keterangan Juru Bicara Gubernur Kapisa, Rahim Ayar, peristiwa yang terjadi di sekolah Qazaaq juga terjadi di dua sekolah khusus perempuan di dekat Kota Charikar pada tanggal 26 Aperil dan 11 Mei kemarin. Diduga kedua sekolah itu juga menjadi target serangan senjata kimia karena para siswinya mengalami gejala yang sama dengan gejala yang dialami siswi sekolah Qazaaq.
Aparat berwenang di Afghanistan sedang menyelidiki kasus ini dan belum ada petunjuk gas jenis apa senjata yang digunakan dan dari mana asalnya. Mereka sudah mengambil sampel darah para korban ke basis angkatan udara AS di Bagram untuk diteliti, tapi sampai saat ini belum ada hasilnya.
Serangan ke sekolah-sekolah khusus perempuan di Afghanistan dilaporkan meningkat beberapa tahun belakangan ini, khususnya di wilayah-wilayah selatan dan timur Afghanistan yang didominasi kelompok Taliban. Ketika masih berkuasa di Kabul, Taliban memberlakukan larangan bekerja dan sekolah bagi kaum perempuan.
Tapi tempat ketiga sekolah yang diduga menjadi korban serangan senjatas kimia di utara Afghanistan itu, bukanlah basis Taliban. Meski demikian, anak-anak perempuan di Afghanistan yang memilih bersekolah memang kerap menghadapi serangan.
Tahun 2008 lalu, sekelompok lelaki menyiramkan zat asam ke wajah sejumlah siswi sekolah di Kandahar karena mereka tidak senang melihat anak perempuan mengenyam pendidikan. Hari Senin kemarin, 62 siswi sekolah dan seorang guru sekolah di provinsi Parwan dilarikan ke rumah sakit karena mereka mencium bau yang membuat kepala mereka sakit, pusing dan mual. Peristiwa serupa terjadi akhir April kemarin di sekolah khusus perempuan di kota yang sama. Beberapa siswi tiba-tiba merasa mual dan pusing setelah mencium bau gas yang tidak diketahui. (ln/aby)
Komentar
Posting Komentar