Kebangkrutan Ekonomi AS
Assalamu'alaikum wr.wb.
Muqadimah
Kaum muslimin rahimakumullah,
Alhamdulillah atas idzin dan perkenan Allah SWT kita bisa berkumpul di masjid yang mulia ini untuk melaksanakan salah satu tugas kita sebagai hamba Allah yakni menjalankan ibadah shalat Jum'at. Semoga kehadiran kita dengan niatan yang ikhlas dan suci ini diqabul oleh Allah SWT sebagai amal shalih yang diridloi-Nya. Amin!.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Sebagaimana kita ketahui bahwa ekonomi negara Amerika Serikat sedang sekarat. Ibarat kapal, AS adalah bakal menjadi kapal besar dan mewah yang bernasib tragis, yakni kapal Titanic. Betapa tidak negara yang berkekuatan ekonomi 4 x lebih besar daripada kekuatan ekonomi Jepang maupun China, kini limbung dan jatuh tersungkur. AS yang menganut sistem ekonomi pasar bebas dengan basis perdagangan surat berharga alias sektor non riil itu kini mengalami krisis. Baru-baru ini pemerintah AS harus menomboki sektor tersebut sebesar 700 miliar dolar AS. Belum lagi kejatuhan bank-bank swastanya yang tentu berimbas kepada sulitnya kredit dan orang berusaha, belum lagi banyaknya orang-orang yang disita hipotik rumahnya karena tidak bisa bayar lagi sehingga banyak yang bunuh diri karenanya.
Kebangkrutan ekonomi AS ini tentu telah dan akan berdampak kepada ekonomi dunia dan berbagai negara yang punya kaitan ekonomi dan mata uang dengan negara kampiun demokrasi tersebut. Jepang dan China yang mayoritas ekspornya ke AS akan kesulitan menjual produk-produknya. Tentu ini akan menimbulkan kesulitan baru di kedua negara besar tersebut. Demikian juga ekspor kita ke AS juga akan mengalami kemacetan. Berbagai bursa di seluruh dunia juga ikut anjlok-anjlokan. Bahkan beberapa minggu lalu Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat ditutup beberapa hari karena mengalami penurunan yang lebih dari 10 persen dalam sehari yang bila tidak dihentikan akan bangkrut. Jika bursa bangkrut maka berbagai perusahan dan Yayasan pengelolaan asuransi tenaga kerja seperti Jamsostek dan Yayasan Dana Pensiun yang selama ini investasi di sektor surat berharga akan bangkrut. Tentu efek dominonya akan semakin panjang.
Satu catatan dalam suatu media massa (Investor Daily 8/10/08) bahwa salah satu grup terbesar di negeri ini baru mengalami kerugian yang luar biasa besarnya dalam hitungan hari atau minggu, yakni jatuh dari Rp 283 trilyun menjadi Rp 70 trilyun atau kehilangan kekayaan sebesar Rp 213 trilyun.Na'udzubillahi!
Kaum muslimin rahimakumullah,
Sebagai umat Islam kita harus mempelajari apa hakikat sistem ekonomi kapitalis AS yang membawa musibah dan bencana ini? Lalu apa alternatif ekonomi yang pasti menyelamatkan menurut petunjuk Allah dan Rasul-Nya?
Kaum muslimin rahimakumullah,
Sistem ekonomi AS adalah sistem yang zalim dan eksploitatif. Betapa tidak, AS memaksakan kepada semua negara agar tunduk kepada kemauannya yang serakah hendak mengeksploitasi seluruh kekayaan bangsa-bangsa di seluruh dunia. Untuk itu, AS memaksakan agar bangsa-bangsa yang dijajahnya menggunakan mata uang dolar AS sebagai alat transaksi perdagangan luar negeri mereka sehingga dolar membanjiri dunia dan berbagai bangsa menyimpan devisa negara mereka dengan mata uang dolar. Padahal dolar adalah mata uang hasil pencurian secara sistematis. Kenapa demikian?
Sejak penjanjian Breton Woods, dólar AS sudah tidak dijamin lagi oleh emas. Padahal menurut catatan, uang 1 dólar (100 sen dólar) kertas dibuat dengan biaya 3 sen dolar. Artinya dalam 1 dólar AS ada pencurian nilai sebesar 97 sen dolar. Kalau suatu negara menyimpan devisi mereka sebesar 100 milyar dolar, berarti AS telah mencuri kekayaan negara tersebut sebesar 97 milyar dolar atau setara 970 trilyun rupiah.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Selain perampasan nilai intrinsik dari nilai nominal dólar tersebut, juga orang-orang kaya di AS mengeksploitir bangsa AS sendiri maupun bangsa-bangsa di dunia yang berkiblat kepada AS melalui berbagai pinjaman ribawi. Sekedar ilustrasi di APBN Republik Indonesia terdapat pos cicilan bunga pinjaman sebesar 97 trilyun rupiah. Uang besar yang bukan hanya dikeluarkan sia-sia, tapi juga besar dosanya!
Berbagai utang luar negeri dari AS ke seluruh dunia, termasuk dunia Islam melalui Marshal Plan, adalah bentuk eksploitasi habis-habisan dimana milyaran penduduk dunia ketiga yang miskin harus bekerja keras setiap hari namun selalu hidup di bawah garis kemiskinan karena negara mengalokasikan kekayaan begitu besar untuk bunga utang luar negeri, bukan untuk mensejahterakan rakyat mereka yang telah bekerja keras. Istilahnya, orang-orang miskin menyumbangkan kekayaan mereka kepada para konglomerat AS dan sekutu-sekutunya. Belum lagi konsesi-konsesi yang mereka berikan kepda berbagai perusahaan AS dan negara-negara Barat sebagai akad yang dikaitkan dengan utang luar negeri yang diberikan itu. Apalagi, program privatisasi sektor-sektor publik yang semakin memis-kinkan rakyat di dunia ketiga.
Keserakahan ekonomi kaum kaya di AS yang menghalalkan segala cara ini dapat dilukiskan betapa pendapatan kaum buruh di Indonesia yang umumnya bergaji UMR di Indonesia yang hanya sekitar 700-900 ribu sebulan (setara dengan 23-30 ribu per hari) dengan penghasilan Fund Manager perusahan-perusahan Ke-uangan di AS yang gajinya konon mencapai 33-55 milyar rupiah perhari (1-2 milyar dolar per tahun).
Kaum muslimin rahimakumullah
Wajarlah kalau bangunan sistem ekonomi yang penuh dengan keserakahan dan kezaliman terhadap sesama umat manusia ini tidak akan berkah, tidak akan bisa berdiri tegak, karena jika suatu sistem ekonomi memberikan kesempatan orang mengeksploitasi terus menerus, pasti suatu ketika akan tercapai titik jenuhnya. Itulah krisis.
Allah SWT menggambarkan kelemahan sistem ekonomi riba dalam firman-Nya:
”Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba... (QS. AL Baqarah 85).
Kaum muslimin rahimakumullah
Di samping pilar ekonomi kapitalis AS yakni sistem riba, yang sangat lemah, juga pilar ekonomi mereka yang lain, yakni sistem mata uang yang tak terjamin oleh emas atau perak, yang tentu sejatinya sangat tidak berharga, serta pilar ekonomi mereka yang sangat lemah sekali yakni sistem perdagangan bursa saham.
Sistem bursa ini adalah memperdagangkan surat berharga yang harganya bisa naik turun tanpa terkait dengan sektor riil yang diwakilinya. Dan dengan sistem PT di mana tanggung jawab persero hanya sebatas pada perhitungan pembukuan keuangan perusahaan, maka semakin lengkap upaya penzaliman harta yang dititipkan kepada mereka. Itu bisa terlihat dari angka-angka gaji fund manager di AS tersebut maupun dari hilangnya kepemilikan ribuat umat Islam yang pernah membeli saham harian Republika melalui ICMI di tahun-tahun menjelang reformasi.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Sudah sepantasnya kaum muslimin mempersiapkan sistem ekonomi alternatif, yakni ekonomi syariah, untuk mengatur kehidupan ekonomi bangsa yang mayoritas muslim ini. Insyaallah dengan sistem bagi hasil dan berbagai sistem muamalah persyarikatan dalam pandangan Islam dan pembatasan perdagangan dan aktivitas ekonomi pada sektor riil, dan pemberlakuan kembali matau uang syariah, yakni dinar emas dan dirham perak, insyaallah umat Islam bisa memiliki ketahanan ekonomi yang mantap dan tidak akan tergerus oleh krisis ekonomi global ini.
Bukankah Allah SWT berfirman:
Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa” (QS. Al Baqarah 276).
Barakallahu lii walakum.................
Penutup/Doa
Assalamu'alaikum wr.wb.
Muqadimah
Kaum muslimin rahimakumullah,
Alhamdulillah atas idzin dan perkenan Allah SWT kita bisa berkumpul di masjid yang mulia ini untuk melaksanakan salah satu tugas kita sebagai hamba Allah yakni menjalankan ibadah shalat Jum'at. Semoga kehadiran kita dengan niatan yang ikhlas dan suci ini diqabul oleh Allah SWT sebagai amal shalih yang diridloi-Nya. Amin!.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Sebagaimana kita ketahui bahwa ekonomi negara Amerika Serikat sedang sekarat. Ibarat kapal, AS adalah bakal menjadi kapal besar dan mewah yang bernasib tragis, yakni kapal Titanic. Betapa tidak negara yang berkekuatan ekonomi 4 x lebih besar daripada kekuatan ekonomi Jepang maupun China, kini limbung dan jatuh tersungkur. AS yang menganut sistem ekonomi pasar bebas dengan basis perdagangan surat berharga alias sektor non riil itu kini mengalami krisis. Baru-baru ini pemerintah AS harus menomboki sektor tersebut sebesar 700 miliar dolar AS. Belum lagi kejatuhan bank-bank swastanya yang tentu berimbas kepada sulitnya kredit dan orang berusaha, belum lagi banyaknya orang-orang yang disita hipotik rumahnya karena tidak bisa bayar lagi sehingga banyak yang bunuh diri karenanya.
Kebangkrutan ekonomi AS ini tentu telah dan akan berdampak kepada ekonomi dunia dan berbagai negara yang punya kaitan ekonomi dan mata uang dengan negara kampiun demokrasi tersebut. Jepang dan China yang mayoritas ekspornya ke AS akan kesulitan menjual produk-produknya. Tentu ini akan menimbulkan kesulitan baru di kedua negara besar tersebut. Demikian juga ekspor kita ke AS juga akan mengalami kemacetan. Berbagai bursa di seluruh dunia juga ikut anjlok-anjlokan. Bahkan beberapa minggu lalu Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat ditutup beberapa hari karena mengalami penurunan yang lebih dari 10 persen dalam sehari yang bila tidak dihentikan akan bangkrut. Jika bursa bangkrut maka berbagai perusahan dan Yayasan pengelolaan asuransi tenaga kerja seperti Jamsostek dan Yayasan Dana Pensiun yang selama ini investasi di sektor surat berharga akan bangkrut. Tentu efek dominonya akan semakin panjang.
Satu catatan dalam suatu media massa (Investor Daily 8/10/08) bahwa salah satu grup terbesar di negeri ini baru mengalami kerugian yang luar biasa besarnya dalam hitungan hari atau minggu, yakni jatuh dari Rp 283 trilyun menjadi Rp 70 trilyun atau kehilangan kekayaan sebesar Rp 213 trilyun.Na'udzubillahi!
Kaum muslimin rahimakumullah,
Sebagai umat Islam kita harus mempelajari apa hakikat sistem ekonomi kapitalis AS yang membawa musibah dan bencana ini? Lalu apa alternatif ekonomi yang pasti menyelamatkan menurut petunjuk Allah dan Rasul-Nya?
Kaum muslimin rahimakumullah,
Sistem ekonomi AS adalah sistem yang zalim dan eksploitatif. Betapa tidak, AS memaksakan kepada semua negara agar tunduk kepada kemauannya yang serakah hendak mengeksploitasi seluruh kekayaan bangsa-bangsa di seluruh dunia. Untuk itu, AS memaksakan agar bangsa-bangsa yang dijajahnya menggunakan mata uang dolar AS sebagai alat transaksi perdagangan luar negeri mereka sehingga dolar membanjiri dunia dan berbagai bangsa menyimpan devisa negara mereka dengan mata uang dolar. Padahal dolar adalah mata uang hasil pencurian secara sistematis. Kenapa demikian?
Sejak penjanjian Breton Woods, dólar AS sudah tidak dijamin lagi oleh emas. Padahal menurut catatan, uang 1 dólar (100 sen dólar) kertas dibuat dengan biaya 3 sen dolar. Artinya dalam 1 dólar AS ada pencurian nilai sebesar 97 sen dolar. Kalau suatu negara menyimpan devisi mereka sebesar 100 milyar dolar, berarti AS telah mencuri kekayaan negara tersebut sebesar 97 milyar dolar atau setara 970 trilyun rupiah.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Selain perampasan nilai intrinsik dari nilai nominal dólar tersebut, juga orang-orang kaya di AS mengeksploitir bangsa AS sendiri maupun bangsa-bangsa di dunia yang berkiblat kepada AS melalui berbagai pinjaman ribawi. Sekedar ilustrasi di APBN Republik Indonesia terdapat pos cicilan bunga pinjaman sebesar 97 trilyun rupiah. Uang besar yang bukan hanya dikeluarkan sia-sia, tapi juga besar dosanya!
Berbagai utang luar negeri dari AS ke seluruh dunia, termasuk dunia Islam melalui Marshal Plan, adalah bentuk eksploitasi habis-habisan dimana milyaran penduduk dunia ketiga yang miskin harus bekerja keras setiap hari namun selalu hidup di bawah garis kemiskinan karena negara mengalokasikan kekayaan begitu besar untuk bunga utang luar negeri, bukan untuk mensejahterakan rakyat mereka yang telah bekerja keras. Istilahnya, orang-orang miskin menyumbangkan kekayaan mereka kepada para konglomerat AS dan sekutu-sekutunya. Belum lagi konsesi-konsesi yang mereka berikan kepda berbagai perusahaan AS dan negara-negara Barat sebagai akad yang dikaitkan dengan utang luar negeri yang diberikan itu. Apalagi, program privatisasi sektor-sektor publik yang semakin memis-kinkan rakyat di dunia ketiga.
Keserakahan ekonomi kaum kaya di AS yang menghalalkan segala cara ini dapat dilukiskan betapa pendapatan kaum buruh di Indonesia yang umumnya bergaji UMR di Indonesia yang hanya sekitar 700-900 ribu sebulan (setara dengan 23-30 ribu per hari) dengan penghasilan Fund Manager perusahan-perusahan Ke-uangan di AS yang gajinya konon mencapai 33-55 milyar rupiah perhari (1-2 milyar dolar per tahun).
Kaum muslimin rahimakumullah
Wajarlah kalau bangunan sistem ekonomi yang penuh dengan keserakahan dan kezaliman terhadap sesama umat manusia ini tidak akan berkah, tidak akan bisa berdiri tegak, karena jika suatu sistem ekonomi memberikan kesempatan orang mengeksploitasi terus menerus, pasti suatu ketika akan tercapai titik jenuhnya. Itulah krisis.
Allah SWT menggambarkan kelemahan sistem ekonomi riba dalam firman-Nya:
”Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba... (QS. AL Baqarah 85).
Kaum muslimin rahimakumullah
Di samping pilar ekonomi kapitalis AS yakni sistem riba, yang sangat lemah, juga pilar ekonomi mereka yang lain, yakni sistem mata uang yang tak terjamin oleh emas atau perak, yang tentu sejatinya sangat tidak berharga, serta pilar ekonomi mereka yang sangat lemah sekali yakni sistem perdagangan bursa saham.
Sistem bursa ini adalah memperdagangkan surat berharga yang harganya bisa naik turun tanpa terkait dengan sektor riil yang diwakilinya. Dan dengan sistem PT di mana tanggung jawab persero hanya sebatas pada perhitungan pembukuan keuangan perusahaan, maka semakin lengkap upaya penzaliman harta yang dititipkan kepada mereka. Itu bisa terlihat dari angka-angka gaji fund manager di AS tersebut maupun dari hilangnya kepemilikan ribuat umat Islam yang pernah membeli saham harian Republika melalui ICMI di tahun-tahun menjelang reformasi.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Sudah sepantasnya kaum muslimin mempersiapkan sistem ekonomi alternatif, yakni ekonomi syariah, untuk mengatur kehidupan ekonomi bangsa yang mayoritas muslim ini. Insyaallah dengan sistem bagi hasil dan berbagai sistem muamalah persyarikatan dalam pandangan Islam dan pembatasan perdagangan dan aktivitas ekonomi pada sektor riil, dan pemberlakuan kembali matau uang syariah, yakni dinar emas dan dirham perak, insyaallah umat Islam bisa memiliki ketahanan ekonomi yang mantap dan tidak akan tergerus oleh krisis ekonomi global ini.
Bukankah Allah SWT berfirman:
Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa” (QS. Al Baqarah 276).
Barakallahu lii walakum.................
Penutup/Doa
Komentar
Posting Komentar